Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan keseluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapatmenyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkankorban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor,runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukimanpenduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran,kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnyabendungan maupun tanggul penahan lainnya.
Gejala dan Peringatan Dini
� Kejadian mendadak/secara tiba-tiba
� Belum ada metode pendugaan secara akurat
Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada.
� Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, andaharus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jikaanda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
� Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas ataubuku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai darijarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiridekat gedung, tiang dan pohon.
� Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerahperkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnyakaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda denganmenggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
� Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
� Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jikaanda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, makatekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihatkeamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungimanajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
� Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuhseandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglahmengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadapinformasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
� Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobilanda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susahmengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kirijalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harusmengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
� Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsungke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jikaanda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlahmengungsi ke dataran yang tinggi.
� Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadigempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akanmengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplahmemberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada disekitar anda.
� Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untukmencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang danbertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperolehinformasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Janganbertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempabumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaanmasyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran danpertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=14
hidup hanyalah sebuah kenangan.. tentang hari ini, esok, lusa dan nanti.. sekarang tinggal kita sendiri yang putuskan, berhenti dalam kenangan, atau membuat kenangan yang lain..
Entri Populer
-
Unsur-Unsur kimia Unsur kimia , atau hanya disebut unsur, adalah zat kimia yang tak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil, atau tak...
-
langsung ajh.... ga usah banyak basa basi,, soalnya lagi puasa,,, nanti laper hueheehe... ^_^ lanjuttt..... klik logo Windows, pojok kiri...
-
Putri Hijau Ketika Sultan Mukhayat Syah dari Aceh sedang beristirahat di mahligainya, tiba-tiba ia melihat cahaya hijau dari arah ti...
-
============================================== Taman Nasional Gede Pan grango Jalan Raya Cibodas P.O. Box 3 sdl Cipanas, Cianjur 43253 Ja...
-
Cheat Codes Cheat mode Cheat mode Tekan ~ di dalam game untuk menampilkan jendela konsol. sv_cheats Tipe 1 kemudian restart u...
Selasa, 10 Februari 2009
Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. \"tsu\" berarti pelabuhan, \"nami\" berartigelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besardi pelabuhan.
Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periodepanjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut.Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsivulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan(run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian airtsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36 meter yangterjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.
Penyebab terjadinya Tsunami
* Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar dibawah air (laut/danau)
* Tanah longsor didalam laut
* Letusan gunung api dibawah laut atau gunung api pulau.
Gejala dan Peringatan Dini
* Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat.
* Kejadian mendadak dan pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut.
* Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempa bumi sebagaisumber tsunami dan waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatangelombang gempa jauh lebih besar dibandingkan kecepatan tsunami.
* Metode pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan teknologi tinggi.
* Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut.
Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya,akan tetapi kita bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunamisehingga kita masih ada waktu untuk menyelamatkan diri.
Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami
Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat.Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmatipantai dan lautan.
Namun jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar lautterlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan ataubangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut sertamendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat kepantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dansurut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanyagelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benarmereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.
Strategi Mitigasi Dan Upaya Pengurangan Bencana
1. Peningkatan kewaspadaaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami.
2. Pendidikan kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah pantai tentang bahaya tsunami.
3. Pembangunan Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan Dini Tsunami).
4. Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.
5. Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai untuk meredam gaya air tsunami.
6. Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman disekitar daerahpemukiman yang cukup tinggi dan mudah dilalui untuk menghindariketinggian tsunami.
7. Peningkatan pengetahuan masyarakat lokal khususnya yang tinggal dipinggir pantai tentang pengenalan tanda-tanda tsunami cara-carapenyelamatan diri terhadap bahaya tsunami.
8. Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
9. Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami.
10. Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda akan terjadi tsunami.
11. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.
12. Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinyantsunami kepada petugas yang berwenang : Kepala Desa, Polisi, StasiunRadio, SATLAK PB maupun institusi terkait.
13. Melengkapi diri dengan alat komunikasi.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=15
Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periodepanjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut.Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsivulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan(run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian airtsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36 meter yangterjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.
Penyebab terjadinya Tsunami
* Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar dibawah air (laut/danau)
* Tanah longsor didalam laut
* Letusan gunung api dibawah laut atau gunung api pulau.
Gejala dan Peringatan Dini
* Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat.
* Kejadian mendadak dan pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut.
* Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempa bumi sebagaisumber tsunami dan waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatangelombang gempa jauh lebih besar dibandingkan kecepatan tsunami.
* Metode pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan teknologi tinggi.
* Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut.
Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya,akan tetapi kita bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunamisehingga kita masih ada waktu untuk menyelamatkan diri.
Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami
Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat.Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmatipantai dan lautan.
Namun jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar lautterlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan ataubangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut sertamendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat kepantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dansurut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanyagelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benarmereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.
Strategi Mitigasi Dan Upaya Pengurangan Bencana
1. Peningkatan kewaspadaaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami.
2. Pendidikan kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah pantai tentang bahaya tsunami.
3. Pembangunan Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan Dini Tsunami).
4. Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.
5. Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai untuk meredam gaya air tsunami.
6. Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman disekitar daerahpemukiman yang cukup tinggi dan mudah dilalui untuk menghindariketinggian tsunami.
7. Peningkatan pengetahuan masyarakat lokal khususnya yang tinggal dipinggir pantai tentang pengenalan tanda-tanda tsunami cara-carapenyelamatan diri terhadap bahaya tsunami.
8. Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
9. Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami.
10. Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda akan terjadi tsunami.
11. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.
12. Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinyantsunami kepada petugas yang berwenang : Kepala Desa, Polisi, StasiunRadio, SATLAK PB maupun institusi terkait.
13. Melengkapi diri dengan alat komunikasi.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=15
Label:
artikel,
Mitigasi Bencana,
SAR,
Tsunami
Letusan gunung api
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenaldengan istilah \"erupsi\". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitandengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yangsangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yangmerupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atautanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jikaditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akantetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memilikiresiko merusak dan mematikan.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
Bahaya Utama (Primer)
1.Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas danbebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggidan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikangunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara300 - 700º Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2.Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik)berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energiletusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi(>200ºC), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cmsehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahlukhidup. Lazim juga disebut sebagai \"bom vulkanik\".
3.Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedangberlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yangditerbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantungdari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangatberbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakantumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asamsehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4.Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid(cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200ºC. Karena cair,maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yangdilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuanbeku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
5.Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung apisebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupunrekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yangbiasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerapmenyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memilikikarakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu,Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6.Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saatletusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besaruntuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombangtsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yangterangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatautahun 1883.
Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelahproses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akanterjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lerengbagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebutakan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembahsebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
* Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
* Membuat perencanaan penanganan bencana.
* Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
* Mempersiapkan kebutuhan dasar
* Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
* Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
* Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
* Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
* Jangan memakai lensa kontak.
* Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
* Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
* Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
* Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
* Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
* Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=16
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jikaditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akantetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memilikiresiko merusak dan mematikan.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
Bahaya Utama (Primer)
1.Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas danbebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggidan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikangunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara300 - 700º Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2.Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik)berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energiletusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi(>200ºC), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cmsehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahlukhidup. Lazim juga disebut sebagai \"bom vulkanik\".
3.Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedangberlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yangditerbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantungdari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangatberbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakantumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asamsehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4.Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid(cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200ºC. Karena cair,maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yangdilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuanbeku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
5.Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung apisebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupunrekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yangbiasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerapmenyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memilikikarakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu,Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6.Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saatletusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besaruntuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombangtsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yangterangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatautahun 1883.
Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelahproses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akanterjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lerengbagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebutakan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembahsebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
* Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
* Membuat perencanaan penanganan bencana.
* Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
* Mempersiapkan kebutuhan dasar
* Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
* Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
* Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
* Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
* Jangan memakai lensa kontak.
* Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
* Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
* Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
* Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
* Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
* Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=16
Label:
artikel,
Letusan gunung api,
Mitigasi Bencana,
SAR
Mitigasi Bencana Gunung Berapi
Mitigasi Bencana Gunung Berapi
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
1.Pemantauan,aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatatgempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantorDirektorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandungdengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunungberapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2.Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadipeningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporandan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi,melakukan pemeriksaan secara terpadu.
3.Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskanjenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arahpenyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
4.Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, danGeokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya.
5.Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerahserta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=17
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
1.Pemantauan,aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatatgempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantorDirektorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandungdengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunungberapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2.Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadipeningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporandan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi,melakukan pemeriksaan secara terpadu.
3.Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskanjenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arahpenyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
4.Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, danGeokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya.
5.Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerahserta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=17
Longsoran
Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng. Penyebab longsoran dapat dibedakan menjadi penyebab yang berupa :
�Faktor pengontrol gangguan kestabilan lereng.
�Proses pemicu longsoran.
Gangguan kestabilan lereng ini dikontrol oleh kondisi morfologi (terutama kemiringan lereng), kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun suatu lereng rentan atau berpotensi untuk longsor, karena kondisi kemiringan lereng, batuan/tanah dan tata airnya, namun lereng tersebut belum akan longsor atau terganggu kestabilannya tanpa dipicu oleh proses pemicu.
Proses pemicu longsoran dapat berupa :
�Peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga terjadi akumulasi air yang merenggangkan ikatan antar butir tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah untuk longsor. Peningkatan kandungan air ini sering disebabkan oleh meresapnya air hujan, air kolam/selokan yang bocor atau air sawah kedalam lereng.
�Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan, penggalian, getaran alat/kendaraan. Gempa bumi pada tanah pasir dengan kandungan air sering mengakibatkan liquefaction (tanah kehilangan kekuatan geser dan daya dukung, yang diiringi dengan penggenangan tanah oleh air dari bawah tanah).
�Peningkatan beban yang melampaui daya dukung tanah atau kuat geser tanah. Beban yang berlebihan ini dapat berupa beban bangunan ataupun pohon-pohon yang terlalu rimbun dan rapat yang ditanam pada lereng lebih curam dari 40 derajat.
�Pemotongan kaki lereng secara sembarangan yang mengakibatkan lereng kehilangan gaya penyangga.
Strategi dan upaya penanggulangan bencana :
1.Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya
2.Mengurangi tingkat keterjalan lereng
3.Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah. (Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).
4.Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling
5.Terasering dengan sistem drainase yang tepat.(drainase pada teras - teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah)
6.Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , di bagian dasar ditanam rumput).
7.Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat
8.Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan
9.Pengenalan daerah rawan longsor
10.Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall)
11.Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah.
12.Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction(infeksi cairan).
13.Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel
14.Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=18
�Faktor pengontrol gangguan kestabilan lereng.
�Proses pemicu longsoran.
Gangguan kestabilan lereng ini dikontrol oleh kondisi morfologi (terutama kemiringan lereng), kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun suatu lereng rentan atau berpotensi untuk longsor, karena kondisi kemiringan lereng, batuan/tanah dan tata airnya, namun lereng tersebut belum akan longsor atau terganggu kestabilannya tanpa dipicu oleh proses pemicu.
Proses pemicu longsoran dapat berupa :
�Peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga terjadi akumulasi air yang merenggangkan ikatan antar butir tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah untuk longsor. Peningkatan kandungan air ini sering disebabkan oleh meresapnya air hujan, air kolam/selokan yang bocor atau air sawah kedalam lereng.
�Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan, penggalian, getaran alat/kendaraan. Gempa bumi pada tanah pasir dengan kandungan air sering mengakibatkan liquefaction (tanah kehilangan kekuatan geser dan daya dukung, yang diiringi dengan penggenangan tanah oleh air dari bawah tanah).
�Peningkatan beban yang melampaui daya dukung tanah atau kuat geser tanah. Beban yang berlebihan ini dapat berupa beban bangunan ataupun pohon-pohon yang terlalu rimbun dan rapat yang ditanam pada lereng lebih curam dari 40 derajat.
�Pemotongan kaki lereng secara sembarangan yang mengakibatkan lereng kehilangan gaya penyangga.
Strategi dan upaya penanggulangan bencana :
1.Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya
2.Mengurangi tingkat keterjalan lereng
3.Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah. (Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).
4.Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling
5.Terasering dengan sistem drainase yang tepat.(drainase pada teras - teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah)
6.Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , di bagian dasar ditanam rumput).
7.Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat
8.Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan
9.Pengenalan daerah rawan longsor
10.Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall)
11.Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah.
12.Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction(infeksi cairan).
13.Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel
14.Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=18
Label:
artikel,
Longsoran,
Mitigasi Bencana,
SAR
Banjir
Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalamjumlah yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yangdatang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungaimaupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusakrumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.
Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia.Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjirterlihat adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjirtersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yangdiatas normal dan adanya pasang naik air laut.
Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan penting sepertipenggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai,di daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangansampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjirdan sebagainya.
Kenali Penyebab Banjir
�Curah hujan tinggi
�Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut.
�Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keiuar sempit.
�Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai.
�Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.
�Kurangnya tutupan patahan di daerah hulu sungai.
Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir
�Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
�Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering menimbulkan banjir.
�Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
�Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan sungai.
�Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
�Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
Yang Harus Dilakukan Sebelum Banjir
Di Tingkat Warga
�Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkanlingkungan sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan daritimbunan sampah.
�Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap denganfasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melaluikoordinasi dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkunganAnda.
�Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk timpenanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan PenanggungJawab Posko Banjir.
�Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untukpengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
�Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkanmencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.
Di Tingkat Keluarga
�Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air.
�Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter,korek gas dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
�Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
�Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
�Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, bukutabungan, sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dantangan jahil.
Yang Harus Dilakukan Saat Banjir
�Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana,
�Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
�Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseretarus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yanglebih tinggi.
�Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait denganpenanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir
�Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutuplumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
�Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
�Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan,atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dannyamuk.
�Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=19
Angin Topan
Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam ataulebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utaradan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatusistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis iniumumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerahsistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.
Gejala dan Peringatan Dini
Angin topan tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagianbesar badai tersebut terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jamatau hari yang dapat dipantau melalui satelit cuaca. Monitoring dengansatelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga cukup waktuuntuk memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistemcuaca sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat danakurat.
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana
1. Membuat struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan
terhadap gaya angin.
2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin
khususnya di daerah yang rawan angin topan
3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung
dari serangan angin topan.
4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakansebagai tempat
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6. Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.
7. Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri.
8. Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat
sehingga tidak diterbangkan angin
9. Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=20
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatusistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis iniumumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerahsistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.
Gejala dan Peringatan Dini
Angin topan tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagianbesar badai tersebut terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jamatau hari yang dapat dipantau melalui satelit cuaca. Monitoring dengansatelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga cukup waktuuntuk memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistemcuaca sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat danakurat.
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana
1. Membuat struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan
terhadap gaya angin.
2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin
khususnya di daerah yang rawan angin topan
3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung
dari serangan angin topan.
4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakansebagai tempat
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6. Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.
7. Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri.
8. Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat
sehingga tidak diterbangkan angin
9. Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=20
Label:
Angin Topan,
artikel,
Mitigasi Bencana,
SAR
Gelombang pasang
Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan dapatmenimbulkan bahaya baik di lautan, maupun di darat terutama daerahpinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya anginkencang/topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena adapengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombangpasang sekitar 10-100 Km/jam.
Gelombang pasang sangat berbahaya bagi kapal-kapal yang sedangberlayar pada suatu wilayah yang dapat menenggelamkan kapal-kapaltersebut. Jika terjadi gelombang pasang di laut akan menyebabkantersapunya daerah pinggir pantai atau disebut dengan abrasi.
Karakteristik Terjadinya Gelombang Pasang
1. Angin kencang .
2. Terjadinya badai di tengah laut dan menyebabkan terjadinya gelombang pasang di
pinggir pantai.
3. Perubahan cuaca yang tiba-tiba menjadi gelap
Tips Penanganan Bencana
1. Pemberitahuan dini kepada masyarakat dari hasil prakiraan cuaca melalui radio
maupun alat komunikasi.
2. Bila sedang berlayar di tengah laut, usahakan menghindari daerah laut yang sedang
dilanda cuaca buruk.
3. Membuat/merencanakan pengungsian apabila terjadi gelombang pasang di pinggir
pantai
4. Membuat infrastruktur pemecah ombak untuk mengurangi energigelombang yang datang
terutama di daerah pantai yang bergelombangbesar.
5. Tetap tenang jika terjadi gelombang pasang di tengah laut maupun di pinggir
pantai
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=22
Gelombang pasang sangat berbahaya bagi kapal-kapal yang sedangberlayar pada suatu wilayah yang dapat menenggelamkan kapal-kapaltersebut. Jika terjadi gelombang pasang di laut akan menyebabkantersapunya daerah pinggir pantai atau disebut dengan abrasi.
Karakteristik Terjadinya Gelombang Pasang
1. Angin kencang .
2. Terjadinya badai di tengah laut dan menyebabkan terjadinya gelombang pasang di
pinggir pantai.
3. Perubahan cuaca yang tiba-tiba menjadi gelap
Tips Penanganan Bencana
1. Pemberitahuan dini kepada masyarakat dari hasil prakiraan cuaca melalui radio
maupun alat komunikasi.
2. Bila sedang berlayar di tengah laut, usahakan menghindari daerah laut yang sedang
dilanda cuaca buruk.
3. Membuat/merencanakan pengungsian apabila terjadi gelombang pasang di pinggir
pantai
4. Membuat infrastruktur pemecah ombak untuk mengurangi energigelombang yang datang
terutama di daerah pantai yang bergelombangbesar.
5. Tetap tenang jika terjadi gelombang pasang di tengah laut maupun di pinggir
pantai
http://www.basarnas.go.id/index.php?page=102&ART_ID=22
Label:
artikel,
Gelombang Pasang,
Mitigasi Bencana,
SAR
Langganan:
Postingan (Atom)